Ini Biang Keladi Covid-19 di Indonesia Melonjak Meski Banyak yang Divaksin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus Covid-19 di Indonesia terus alami pelonjakan setiap hari meski sudah banyak yang divaksin. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sudah 25.237.997 dosis pertama dan 12.838.745 dosis kedua vaksin Covid-19 diberikan.
Artinya, sudah semakin banyak masyarakat Indonesia yang menerima vaksinasi. Sementara itu, per Kamis (24/6), penambahan kasus konfirmasi positif mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah pandemi Covid-19 yaitu 20.574 kasus per hari.
Sehingga, total kasus positif Covid-19 sudah 2.053.995 kasus dengan 55.949 kasus meninggal dunia. Lantas, apakah karena vaksinasi, kasus positif Covid-19 semakin meningkat?
Ketua Satgas Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Prof Zubairi Djoerban menegaskan bahwa lonjakan kasus yang saat ini terjadi bukan karena masifnya vaksinasi di tengah masyarakat.
"Tidak benar bahwa vaksinasi Covid-19 yang membuat lonjakan kasus terjadi sekarang ini. Sudah jelas, dimana pun itu bahwa setelah vaksinasi dilakukan, makin sedikit orang yang sakit," tegas Prof Zubairi.
Masalahnya saat ini, kata Prof Zubairi, sekarang yang banyak memenuhi rumah sakit merupakan mereka yang belum divaksin, walau ada satu dua pasien dirawat di rumah sakit sudah divaksinasi Covid-19.
"Walau ada beberapa yang sudah divaksin, mereka kemudian sakit. Ini terjadi di Amerika Serikat dan di inggris," kata Prof Zubairi.
Di Inggris misalnya, dijelaskan Prof Zubairi, mereka yang menerima vaksin Covid-19 AstraZeneca sudah 22 juta dan diketahui ada 242 orang yang timbul bekuan. "Sebagian kecil dari yang dirawat kondisinya gawat," jelas Prof Zubairi.
Namun, menjadi catatan penting saat ini adalah semua vaksin itu amat sangat penting untuk diterima. "Vaksin yang ada sekarang dapat melindungi tubuh dari wabah, tapi ada juga efek kurang baiknya. Kapan sebaiknya dipakai, pada siapa, dan bagaimana caranya itu masih terus berkembang," ujar Prof Zubairi.
"Garis besarnya yang bisa saya katakan adalah vaksin apa pun amat sangat bermanfaat memproteksi kita," tandasnya.
Lihat Juga: Viral Mitos Penyakit Mpox Efek dari Vaksin COVID-19, Kemenkes Tegaskan Tak Ada Hubungannya
Artinya, sudah semakin banyak masyarakat Indonesia yang menerima vaksinasi. Sementara itu, per Kamis (24/6), penambahan kasus konfirmasi positif mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah pandemi Covid-19 yaitu 20.574 kasus per hari.
Sehingga, total kasus positif Covid-19 sudah 2.053.995 kasus dengan 55.949 kasus meninggal dunia. Lantas, apakah karena vaksinasi, kasus positif Covid-19 semakin meningkat?
Ketua Satgas Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Prof Zubairi Djoerban menegaskan bahwa lonjakan kasus yang saat ini terjadi bukan karena masifnya vaksinasi di tengah masyarakat.
"Tidak benar bahwa vaksinasi Covid-19 yang membuat lonjakan kasus terjadi sekarang ini. Sudah jelas, dimana pun itu bahwa setelah vaksinasi dilakukan, makin sedikit orang yang sakit," tegas Prof Zubairi.
Masalahnya saat ini, kata Prof Zubairi, sekarang yang banyak memenuhi rumah sakit merupakan mereka yang belum divaksin, walau ada satu dua pasien dirawat di rumah sakit sudah divaksinasi Covid-19.
"Walau ada beberapa yang sudah divaksin, mereka kemudian sakit. Ini terjadi di Amerika Serikat dan di inggris," kata Prof Zubairi.
Di Inggris misalnya, dijelaskan Prof Zubairi, mereka yang menerima vaksin Covid-19 AstraZeneca sudah 22 juta dan diketahui ada 242 orang yang timbul bekuan. "Sebagian kecil dari yang dirawat kondisinya gawat," jelas Prof Zubairi.
Namun, menjadi catatan penting saat ini adalah semua vaksin itu amat sangat penting untuk diterima. "Vaksin yang ada sekarang dapat melindungi tubuh dari wabah, tapi ada juga efek kurang baiknya. Kapan sebaiknya dipakai, pada siapa, dan bagaimana caranya itu masih terus berkembang," ujar Prof Zubairi.
"Garis besarnya yang bisa saya katakan adalah vaksin apa pun amat sangat bermanfaat memproteksi kita," tandasnya.
Lihat Juga: Viral Mitos Penyakit Mpox Efek dari Vaksin COVID-19, Kemenkes Tegaskan Tak Ada Hubungannya
(dra)